Source: http://amronbadriza.blogspot.com/2012/07/cara-membuat-judul-blog-bergerak.html#ixzz29cfUV3d1

Kamis, 19 April 2012

TEORI KEPEMIMPINAN ( SITUASIONAL)



1.  TEORI KEPEMIMPINAN KONTINGENSI

Teori kontingensi menganggap bahwa kepemimpinan adalah suatu proses di mana kemampuan seorang pemimpin untuk melakukan pengaruhnya tergantung dengan situasi tugas kelompok (group task situation) dan tingkat-tingkat daripada gaya kepemimpinannya, kepribadiannya dan pendekatannya yang sesuai dengan kelompoknya. Dengan perkataan lain, menurut Fiedler, seorang menjadi pemimpin bukan karena sifat-sifat daripada kepribadiannya, tetapi karena berbagai faktor situasi dan adanya interaksi antara Pemimpin dan situasinya.

Model kontingensi dari kepemimpinan yang efektif dikembangkan oleh fiedler (1967). Model ini merupakan “the performance of the group is contingent upon both the motivational system of the leader and the degree to which the leader has control and influence in a particular situation the situational favorableness”. Dengan kata lain tinggi rendahnya prestasi kerja satu kelompok dipengaruhi oleh system motivasi dari pemimpin dan sejauh mana pemimpin dapat mengendalikan dan mempengaruhi suatu situasi tertentu.

Fiedler situasional kontingensi teori menyatakan bahwa efektifitas kelompok tergantung pada pertandingan yang tepat antara gaya pemimpin (mengukur suatu sifat dasarnya) dan tuntutan situasi. Fiedler mengendalikan situasi dengaan mempertimbangkan sejauh mana seorang pemimpin dapat menentukan apa yang kelompok mereka akan lakukan untuk menjadi factor kontingensi utama dalam menentukan efektifitas perilaku pemimpin.

Hubungan antara pemimpin dan bawahan menjelaskan sampai sejauh mana pemimpin itu dipercaya dan disukai oleh bawahan dan kemauan bawahan untuk mengikuti petunjuk pemimpin. Struktur tugas menjelaskan sampai sejauh mana definisi tugas – tugas tersebut dilengkapi dengan petunjuk yang rinci dan prosedur yang baku. Kekuatan posisi menjelaskan sampai sejauh mana kekuatan atau kekuasaan yang dimiliki oleh pemimpin karena posisinya diterapkan dalam organisasi untuk menanamkan rasa memiliki akan arti penting dan nilai dari tugas tugas mereka masing – masing. Kekuatan posisis juga menjelaskan sampai sejauh mana pemimpin menggunakan otoritasnya dalam memberikan hukuman dan penghargaan , promosi, dan penurunan pangkat.



2.  TEORI KEPEMIMPINAN VROOM & YETTON

Salah satu tugas utama dari seorang pemimpin adalah membuat keputusan. Karena keputusan yang dilakukan para pemimpin seringkali sangat berdampak kepada para bawahan mereka maka jelas bahwa komponen utama dari efektifitas pemimpin adalah kemampuan mengambil keputusan yang sangat menentukan keberhasilan yang bersangkutan melaksanakan tugas – tugas pentingnya. Pemimpin yang mampu membuat keputusan dengan baik akan lebih efektif dalam jangka panjang dibandingkan dengan mereka yang tidak mampu membuat keputusan dengan baik.

Teori kepemimpinan Vroom&Yetton disebut juga Teori Normatif (Normative Theory), karena mengarah kepada pemberian suatu rekomendasi tentang gaya kepemimpinan yang sebaiknya digunakan dalam situasi tertentu. Yaitu berfokus pada tingkat partisipasi yang diperbolehkan oleh pemimpin dalam pengambilan keputusan dan seleksi pendekatan yang akan memaksimalkan manfaat yang akan didapat kelompok dan pada waktu yang bersamaan, meminimalisasi gangguan pencapaian tujuan kelompok. Model yang menjelaskan bagaimana seorang pemimpin harus memimpin dalam berbagai situasi. Model ini menunjukan bahwa tidak ada corak kepemimpinan tunggal yg dapat diterapkan pada semua situasi.

Vroom dan yetton mengembangkan model kepemimpinan normative dalam 3 kunci utama yakni :Metode taksonomi kepemimpinan,Atribut – atribut permasalahan,Pohon keputusan (decision tree)
Ada 5 tipe kunci metode kepemimpinan Vroom & Yetton (1973):
1. Autocratic I: membuat keputusan dengan menggunakan informasi yang saat ini terdapat pada pemimpin.
2. Autocratic II: membuat keputusan dengan menggunakan informasi yang terdapat pada seluruh anggota kelompok tanpa terlebih dahulu menginformasikan tujuan dari penyampaian informasi yang mereka berikan.
3. Consultative I: berbagi akan masalah yang ada dengan individu yang relevan, mengetahui ide-ide dan saran mereka tanpa melibatkan mereka ke dalam kelompok; lalu membuat keputusan.
4. Consultative II: berbagi masalah dengan kelompok, mendapatkan ide-ide dan saran mereka saat diskusi kelompok berlangsung, dan kemudian membuat keputusan.
5. Group II: berbagi masalah yang ada dengan kelompok, mengepalai diskusi kelompok, serta menerima dan menerapkan keputusan apapun yang dibuat oleh kelompok.
3. TEORI KEPEMIMPINAN PATH GOAL

teori path-goal adalah suatu model kepemimpinan yang dikembangkan oleh Robert House, yang menyaring elemen-elemen dari penelitian Ohio State tentang kepemimpinan pada inisiating structure dan consideration serta teori pengharapan motivasi.

Dasar dari teori ini adalah bahwa merupakan tugas pemimpin untuk membantu anggotanya dalam mencapai tujuan mereka dan untuk memberi arah dan dukungan atau keduanya yang dibutuhkan untuk menjamin tujuan mereka sesuai dengan tujuan kelompok atau organisasi secara keseluruhan. Istilahpath-goal ini datang dari keyakinan bahwa pemimpin yang efektif memperjelas jalur untuk membantu anggotanya dari awal sampai ke pencapaian tujuan mereka, dan menciptakan penelusuran disepanjang jalur yang lebih mudah dengan mengurangi hambatan.

Menurut teori path-goal, suatu perilaku pemimpin dapat diterima oleh bawahan pada tingkatan yang ditinjau oleh mereka sebagai sebuah sumber kepuasan saat itu atau masa mendatang. Perilaku pemimpin akan memberikan motivasi sepanjang:
1.     membuat bawahan merasa butuh kepuasan dalam pencapaian kinerja yang efektif, dan
2.     menyediakan ajaran, arahan, dukungan dan penghargaan yang diperlukan dalam kinerja efektif.

Untuk pengujian pernyataan ini, Robert House mengenali empat perilaku pemimpin.Pemimpin yang berkarakter directive-leader, supportive leader, participative leader dan achievement-oriented leader. Berlawanan dengan pandangan Fiedler tentang perilaku pemimpin, House berasumsi bahwa pemimpin itu bersifat fleksibel. Teori path-goal mengimplikasikan bahwa pemimpin yang sama mampu menjalankan beberapa atau keseluruhan perilaku yang bergantung pada situasi.

Secara mendasar, model ini menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh seorang pimpinan untuk mempengaruhi persepsi bawahan tentang pekerjaan dan tujuan pribadi mereka dan juga menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin untuk memotivasi dan memberikan kepuasan kepada bawahannya.

Model kepemimpinan path goal berusaha meramalkan efektivitas kepemimpinan dalam berbagai situasi. Menurut model ini pemimpin menjadi efektif karena pengaruh motivasi mereka yang positif, kemampuan untuk melaksanakan dan kepuasaan pengikutnya.

Teorinya disebut sebagai path goal karena memfokuskan pada bagaimana pimpinan mempengaruhi persepsi pengikutnya pada tujuan kerja,tujuan pengembangan diri dan jalan untuk menggapai tujuan.

Model path goal menjelaskan bagaimana seorang pimpinan dapat memudahkan bawahan melaksanakan tugas dengan menunjukan bagaimana prestasi mereka dapat digunakan sebagai alat mencapai mencapai hasil yang mereka inginkan.individu akan memperoleh kepuasan dan produktif ketika meliht adanya hubugan kuat antara usaha dan prestasi yang mereka lakukan dengan hasil yang mereka capai dengan nilai tinggi.

Model path goal juga mengatakan bahwa pimpinan yang paling efektif adalah mereka yang membantu bawahan mengikut cara untuk mencapai hasil yang tinggi.
Model path-goal menganjurkan bahwa kepemimpinan terdiri dari dua fungsi dasar:
1.     Fungsi Pertama; adalah memberi kejelasan alur. Maksudnya, seorang pemimpin harus mampu membantu bawahannya dalam memahami  bagaimana cara kerja yang diperlukan di dalam menyelesaikan tugasnya.
2.     Fungsi Kedua; adalah meningkatkan jumlah hasil (reward)bawahannya dengan memberi dukungan dan perhatian terhadap kebutuhan pribadi mereka.


Contoh kasus:


Yahoo Inc telah mengambil keputusan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 2.000 karyawan dari total 14.100 karyawan saat ini. Yahoo Indonesia belum memberi pernyataan resmi apakah terkena imbas PHK ini atau tidak.
"Keputusan apakah Yahoo Indonesia akan terkena imbas dari PHK bergantung kepada Yahoo regional," ujar Budi Putra, mantan Country Editor Yahoo Indonesia, dalam wawancara via e-mail dengan Kompas.com, Kamis (5/4/2012).
Berdasarkan pengalaman Budi, atmosfer dan suasana kerja Yahoo Indonesia sangat menyenangkan dan kondusif. "Dari sisi performance, Yahoo Indonesia termasuk yang bagus di regional," ungkap Budi.
Budi kini menjabat sebagai Direktur Viki.com (perusahaan streaming video yang berbasis di Singapura) dan masih terus melanjutkan kegiatan ngeblog melalui budiputra.com.
Ia mengaku mengundurkan diri pada Mei 2011 karena alasan personal, bukan karena masalah internal perusahaan. Harapannya bagi Yahoo adalah agar perusahaan itu tetap fokus menjadi the premier digital media company.
"Di situlah kekuatan Yahoo. Saya rasa Yahoo harus mempertahankan performance sebagai perusahaan media terkemuka. Audiens Yahoo sangat besar, terutama untuk produk konten, seperti Yahoo News, Finance, OMG, dan Yahoo Sport," tambahnya.
Mengenai keputusan CEO Yahoo Inc untuk melakukan PHK 2.000 karyawan, menurut Budi, hal itu merupakan sebuah tindakan efisiensi yang tak bisa dihindari.
"Saya kira sekarang Yahoo sedang melakukan efisiensi karena ingin lebih fokus pada media, konten, dan audiens. Kemungkinan seperti ini tidak mungkin dihindari jika bekerja di perusahaan besar seperti Yahoo," ungkapnya.
Hingga berita ini ditulis, belum ada pernyataan resmi, baik dari Yahoo Indonesia maupun Yahoo Regional Asia Tenggara, mengenai apakah PHK ini akan berimbas kepada karyawan Yahoo Indonesia.

Pendapat :
Menurut saya dari contoh kasus di atas menunjukan bahwa contoh kasus tersebut merupakan teori path goal. Alasannya ialah karena model kepemimpinan path goal berusaha meramalkan efektivitas kepemimpinan dalam berbagai situasi. Menurut model ini pemimpin menjadi efektif karena pengaruh motivasi mereka yang positif, kemampuan untuk melaksanakan dan kepuasaan pengikutnya.selain itu seorang pimpinan untuk mempengaruhi persepsi bawahan tentang pekerjaan dan tujuan pribadi mereka dan juga menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin untuk memotivasi dan memberikan kepuasan kepada bawahannya.hal inilah yang terdapat di dalam contoh kasus diatas.

Sumber :

Kamis, 12 April 2012

kepemimpinan dan gaya kepemimpinan

NAMA       : Maya ikhlasiyah
NPM          : 14210284
KELAS      : 2ea17


Kepemimpinan soeharto sebagai seorang presiden pada masanya sangatlah bijaksana dan adil.selama menjadi presiden beliau sangatlah kalem dalam menjabat sebagai presiden, soeharto juga selalu bersikap tenang dan tersenyum walaupun beliau sedang menghadapi banyak masalah negara.Beliau merupakan satu – satunya presiden yang dapat dijadikan contoh yang baik untuk masyarakat.

gaya kepemimpinan soeharto merupakan GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS ( DEMOCRATIC ). Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya kepemimpinan yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahannya,setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab kepada para bawahannya. Gaya kepemimpinan seperti itulah yang terdapat di dalam kepemimpinan soeharto dalam menjadi seorang presiden ( kepala Negara).

Senin, 02 April 2012

artikel wanita berjilbab

WANITA BERJILBAB

Memakai jilbab diyakini bukan sekedar perintah Allah. Jilbab merupakan simbol bahwa Islam memandang wanita sebagai makhluk yang dimuliakan. Di samping itu, memakai jilbab akan melahirkan aura kecantikan. Baik cantik secara batin (spiritual) maupun lahir (sosial).
Jilbab berarti membiasakan menghiasi dengan rasa malu. Jika seorang wanita telah kehilangan rasa malunya atau tidak dapat menjaganya, maka tidak diragukan lagi bahwa dia telah tersesat dan menjauhi sifat ‘iffah. Sedikit rasa malu merupakan ukuran sedikitnya iman seseorang, dan jika rasa malu bertambah, bertambah pula keimanannya.
Jilbab mengekang hawa nafsu seksual. Nafsu senantiasa mendorong manusia pada kejahatan. Jalan menuju surga diliputi duri dan jalan menuju neraka itu diliputi kesenangan. Wanita muslimah yang dapat mengalahkan naluri berhias, gemar pamer, serta dapat memalingkan pandangan, dia akan mampu pula mengalahkan hawa nafsunya.
Jilbab mengekang hawa nafsu untuk memamerkan diri dan menonjolkan egoisme. Wanita muslimah yang berjilbab akan mampu memfokuskan kecantikan dirinya hanya kepada suami, karena menghormati hak-hak suami merupakan hal yang diperintahkan Islam. Dengan demikian, dia akan mampu menjauhi tingkah laku yang menyakiti suami.


Ketentuan Memakai Jilbab
Cara memakai jilbab agar kelihatan cantik sudah diatur dalam Al-Qur’an. Pertama, menutupi aurat. Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 59 merupakan intruksi dari Allah SWT tentang cara seorang muslimah memakai jilbab. “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu…” (QS. Al-Ahzab [33] : 59).
Atas dasar itu, maka seorang muslimah dalam menggunakan jilbab harus merujuk pada ketentuan yang telah ditetapkan Allah. Sehingga tidak akan terdengar sebuah ungkapan ironis tentang jilbab gaul atau memakai jilbab tetapi telanjang. Na’udzubillah! Akhirnya, dengan memakai jilbab selain sebagai bukti keimanan dan ketakwaan seorang muslimah. Juga diyakini berjilbab akan melahirkan kecantikan.


Pentingnya Wanita Berjilbab
Seorang wanita akan lebih bisa dihargai oleh kaum pria jika menutup auratnya, dengan menutup aurat dapat menghindarkan kaum wanita dari pandangan “nakal” kaum lelaki. Seorang lelaki normal pasti akan tertarik dengan wanita yang memamerkan keindahan tubuhnya, awalnya mereka akan sekedar memandang , bagi yang tidak kuat iman, akan ada perasaan ingin menyentuh wanita tersebut.
Allah SWT dalam surat Al Ahzab (59) berfirman : Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan Ister-isteri orang mu’min : “Hendaklah mereka megulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dalam ayat tersebut Allah SWT mengharuskan wanita berjilbab karena untuk menjaga kehormatan wanita itu sendiri. Betapa indahnya jika keindahan tubuh yang wanita miliki hanya diperuntukkan untuk suami tercinta, hanya sang suami yang dapat melihat dan menyentuhnya.
Setiap rumah tangga yang memiliki istri sholeha di dalamnya akan menjadi rumah tangga yang tenteram dan damai karena sang istri mampu menjaga kehormatan suaminya dengan tidak membiarkan lelaki lain untuk mendekatinya. Wanita yang sering memamerkan tubuhnya akan mengundang kaum pria untuk mendekatinya, dan mengajaknya berkenalan. Hal-hal tersebut yang kadang menyebabkan terjadinya perselingkuhan.

Berikut merupakan beberapa alasan saya memakai jilbab :
1>Berniat untuk ibadah
2>Bukan untuk gaya – gayaan
3>Untuk memperoleh ridho ALLAH SWT
4> Jilbab adalah identitas wanita muslimah
5>Menjaga diri dari syahwat lelaki
6>Menjaga diri dari tangan – tangan usil yang ingin menjamah
7>Mendekatkan saya pada ALLAH SWT
8>Membuat saya jadi lebih mudah bergerak dan nyaman karena berjilbab
9>Melindungi kulit dari sengatan matahari
1>Menuntun saya untuk hidup lebih sederhana
1>Jilbab menjaga saya dari pergaulan yang salah
  >Membuat saya lebih terlihat bersahaja
1>Berjilbab bukanlah sesuatu yang kuno
1>Membuat saya malu untuk berbuat dosa
1>Jilbab lebih melindungi diri saya




Tetap cantik dengan berjilbab

Mendengar kata cantik, yang terbayang adalah seorang wanita yang anggota wajahnya -mata, hidung dan bibir- proporsional, sedap dipandang mata. Cantik juga dikaitkan dengan kulit yang terawatt baik, rambut hitam bercahaya, bentuk tubuh langsing dan gaya berbusana yang up to date.
Bicara soal busana, seringkali yang dituduh sebagai penyebab ketidakcantikan seorang adalah jilbab. Dengan pakaian yang syar’i, memang bentuk tubuhnya yang langsing tak tampak lagi.
Kecantikan fisik merupakan salah satu nikmat dari Allah yang dikaruniakan kepada sebagian saudari kita. Misalnya saja, suatu ketika kita diberikan nikmat oleh Allah berupa harta yang sangat berharga. Tentunya kita hati-hati menjaga harta itu, melindunginya dari jamahan orang lain, tidak menghamburkan pada setiap orang, dan hanya mempergunakan  di saat yang memang benar-benar tepat. Lalu, bagaimana jika kenikmatan itu berupa kenikmatan fisik, khususnya kecantikan seorang wanita?
Mengobral kecantikan fisik pada setiap orang, seolah membiarkan barang yang amat berharga dijadikan keroyokan banyak orang. Dengan begitu, status berharga pun jadi barang rendah dan murah, karena setiap orang akan mudah menikmatinya, beginikah yang diinginkan para wanita?


Hijab, Cantik Dimata Allah

Semua itu tidak akan terjadi jika muslimah menuruti syariat Allah, mengenakan hijab. Berdasarkan perintah Allah, yang artinya:
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka, ‘Yang demikian itu supaya mereka mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu…”(Al-Ahzab : 59)
Di zaman Rasulullah para sahabiyah begitu mendengar ayat ini turun, langsung merobek selendang tebal mereka untuk dibuat menjadi kerudung.
Ummu Salamah bercerita ketika ayat ini turun, maka wanita Anshar keluar dari rumah mereka dengan memakai kerudung, seakan-akan di atas kepala mereka ada burung gagak.
Kecantikan fisik memang merupakan nikmat dari Allah. Nikmat akan bertambah jika pandai-pandai bersyukur kepada-Nya. Sebaliknya, nikmat bias berubah menjadi siksaan jika yang diberi nikmat tidak bias mensyukurinya.
Ucapan “Alhamdulillah, wajah saya cantik,” saja, tidaklah cukup. Syukur yang benar adalah menggunakan nikmat itu untuk taat kepada Allah. Mensyukuri kecantikan fisik adalah dengan memperlakukan kenikmatan tersebut agar senantiasa sesuai dengan perintah Allah.


Berjilbab Menjadikan Anda Cantik

Berhijab itu cantik di mata Allah, walaupun di mata manusia pengumbar pandangan dianggap tidak kelihatan cantik. “Dengan berjilbab, saya jadi tetap cantik, kan?” begitulah kiranya komentar yang tepat.
Tapi komentar ini pun bisa jadi salah besar. Lho? “Dengan berjilbab, kulit saya kan jadi tertutupi, tidak kepanasan, sehingga tidak menjadi coklat dan kusam. Nah saya kan jadi tambah cantik.” Wah, jika dimaknai seperti itu, amalan berjilbab pun jadi sia-sia.
Memang, ada muslimah yang berhijab dengan niat yang tidak benar. Salah satunya seperti diatas tadi, berhijab untuk menjaga kecantikan kulit. Ada yang berhijab dengan niat menutupi cacat di tubuhnya. Ada pula yang berhijab agar terkesan sebagai wanita shalihah di mata masyarakat.
Niat beramal shalih seharusnya dikembalikan ke jalan yang benar. Ingatlah, sabda Nabi, yang artinya:
“Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan sampai kepada Allah dan RasulNya. Dan barangsiapa yang hijarahnya karena dunia yang ingin diperolehnya, atau wanita yang akan dinikahinya, ia pun akan mendapatkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Mungkin saja muslimah yang berniat tidak benar ini akan mendapatkan apa yang ia cari. Mungkin kulitnya memang akan tetap kuning, aib itu tertutupi dan nama baik bakal diperoleh. Tapi tentu saja tidak akan mendapatkan sesuatu yang lebih agung. Yaitu Ridha Allah.


Saya Berjilbab Tapi Tetap Cantik, kan?

Komentar di atas bisa jadi muncul dari seorang muslimah jilbaber. Sekali lagi, komentar di atas perlu di kritisi. Jika wajahnya memang sudah dari dulu cantik, tidak masalah komentar seperti itu. Tapi jika ‘tetap cantik’ ia artikan sebagai tetap bisa tampil cantik di luar rumah dengan pakaian ketat walaupun panjang, bibir berlipstik walaupun berjilbab, maka sama tidak bolehnya dengan yang di atas tadi.
Muslimah yang seperti ini juga menjamur. Jilbab dalam pengertian mereka adalah ‘yang penting pakai kerudung’. Tidak perduli dengan criteria lainnya. Jadilah mereka jilbaber gaul yang kerudungnya mini, pakaiannya ketat, kakinya pun pake celana panjang sempit.
Walaupun niatnya sudah benar karena Allah, namun jilbab yang ia kenakan seperti itu, tetap saja belum sempurna.
Amal ibadah akan sempurna jika ada dua syarat, yaitu niatnya benar karena Allah, dan yang kedua sesuai dengan syariat.
Semua muslimah -yang cantik sejak lahir ataupun tidak- harus mempercantik dirinya sesuai dengan syariat. Jika sudah mengamalkan, jadikanlah kenikmatan yang Allah berikan itu selalu dijaga, tidak diobral layaknya barang murahan. Wallahu a’lam


sumber : 
> Majalah El-Fata Edisi 7/II/2002 hal. 12-13
>wordpres.com
> google.com

Kamis, 29 Maret 2012

TUGAS ARTIKEL PERILAKU KEORGANISASIAN

NAMA : MAYA IKHLASIYAH
NPM    : 14210284
KELAS : 2EA17



ARTIKEL PERILAKU ANTAR KELOMPOK DAN MANAJEMEN KONFLIK


Perilaku Antar Kelompok

Secara umum kelompok diartikan sebagai kumpulan orang – orang, sementara sosiolog melihat kelompok sebagai 2 atau lebih orang yang mengembangkan perasaan kebersatuan dan yang terikat bersama – sama oleh pola interaksisosial yang relative stabil. Terdapat sejumlah criteria yang mecirikan apakah sekumpulan orang bisa disebut sebagai kelompok atau tidak, tetapi pada dasarnya terdapat 2 karakteristik pokok dari kelompok tersebut.
Hubungan antar kelompok adalah interaksi sosial antara 2 kelompok atau lebih. Kelompok yang saling berhubungan ini diklasifikasikan berdasarkan criteria fisiologis dan kebudayaan. Hubungan antar kelompok bukanlah hubungan yang tiba – tiba terbentuk. Hubungan ini merupakan akumulasi dari serangkaian hubungan – hubungan sosial yang ada. Hubungan ini mengandung sejumlah dimensi antara lain : dimensi sejarah, sikap, perilaku, gerakan sosial dan istitusi. Di samping itu terdapat pula sejumlah factor yang mempengaruhi terbentuknya hubungan antar kelompok ini, yitu rasialis, etnisitas, seksisme dan ageisme.


Manajemen Konflik

konflik organisasi adalah perbedaan pendapat antar 2 atau lebih anggota organisasi atau kelompok, karena harus membagi sumber daya yang langka atau aktiitas kerja dan atau karena mereka mempunyai status, tujuan, penilaian atau pandangan yang berbeda.perbedaan antara konflik dengan persaingan (kompetisi) terletak pada apakah salah satu pihak dapat mencegah pihak lain dalam pencapaian tujuan. Kompetisi terjadi apabila tujuan kedua pihak tidak sesuai, akan tetapi kedua belah pihak tidak dapat saling mengganggu. Sebagai contoh dua bagian pemasaran computer yang saling bersaing dalam satu organisasi, dimana kedua bagian tersebut siapakah yang pertama – tama mencapai atau memenuhi kuota penjualan yang paling banyak. Jika dalam hal ini tidak ada kemungkinan untuk mencampuri usaha pihak lain dalam mencapai tujuannya, maka terjadilah kompetisi akan tetapi apabila ada kemungkinan untuk mencampuri itu dan memang dilakukan terjadilah konflik.
Terjadinya konflik dalam setiap organisasi merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dihindarkan. Hal ini terjadi karena di satu sisi orang – orang yang terlibat dalam organisasi mempunyai karakter, tujuan, visi maupun gaya yang berbeda – beda. Di sisi lain adanya saling ketergantungan anatar satu dengan yang lain yang menjadi karakter setiap organisasi. Tidak semua konflik merugikan organisasi. Konflik yang ditata dan dikendalikan dengan baik dapat menguntungkn organisasi sebagai suatu kesatuan. Dalam menata konflik dalam organisasi diperlukan keterbukaan, kesabaran serta kesadaran semua pihak yang terlibat maupun yang berkepentingan dengan konflik yang terjadi dalam organisasi.
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi ( termasuk tingkh laku) dari perilaku maupun pihak lur dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interest) dan interpretasi.

Dampak Konflik

konflik dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : konflik fungsional dan konflik infungsional. Konflik dikatakan fungsional apabila dampaknya dapat member manfaat atau keuntungan bagi organisasi, sebaliknya disebut infungsional apabila dampaknya justru merugikan organisasi. Konflik dapat menjadi fungsional apabila dikelola dan dikendalikan dengan baik.contoh konflik fungsional: seorang manajer perusahaan yang menghadapi masalah tentang bagaimana mengalokasikan dana untuk meningkatkan penjualan masing – masing jenis produk. Pada saat itu setiap produk line berada pada suatu devisi, salah satu cara pengalokasian mungkin dengan memberikan dana tersebut kepada devisi yang bisa mengelola dana dengan efektif dan efisien. Jadi devisi yang kurang produktif tidak akan memperoleh dana tersebut. Tentu saja di sini timbul konflik tentang pengalokasian dana.dampak konflik dapat berdampak positif dan negative bagi organisasi.

Meskipun demikian, mungkin juga timbul akibat yang tidak fungsional, di mana kerjasama antara kepala devisi menjadi rusak karena konflik ini. Setiap konflik, baik fungsional maupun infungsional akan menjadi sangat merusak apabila berlangsung terlalu jauh. Apabila konflik menjadi di luar kendali karena mengalami eskalasi, berbagai perilaku mungkin saja timbul. Pihak-pihak yang bertentangan akan saling mencurigai dan bersikap sinis terhadap setiap tindakan pihak lain. Dengan timbulnya kecurigaan, masing-masing pihak akan menuntut permintaan yang makin berlebihan dari pihak lain. Setiap kegagalan untuk mencapai hal yang diinginkan akan dicari kambing hitam dari pihak lain dan perilaku pihaknya sendiri akan selalu dibela dan dicarikan pembenarannya, bahkan dengan cara yang emosional dan tidak rasional. Pada tahap seperti ini informasi akan ditahan dan diganggu, sehingga apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa terjadi menjadi tidak diketahui. Dan segera bisa muncul usaha untuk menggagalkan kegiatan yang dilakukan oleh pihak lain. Kegiatan untuk menang menjadi lebih dominan daripada untuk mencapai tujuan organisasi.


Sumber Konflik :
factor – factor penyebab konflik beraneka ragam, yaitu:
            1. Komunikasi
            2. Struktur
            3. Pribadi
            4. Kelangkaan sumber daya dan dana yang langka.
            5. Saling ketergantungan pekerjaan

Konflik biasanya muncul berasal dari satu atau beberapa sumber berikut ini.

1. Konflik Menyangkut Informasi
pada banyak kejadian pihak, pihak yang berkonflik tidak memiliki informasi yang cukup atau  bahkan tidak memiliki informasi yang sama tentang suatu situasi.mengumpulkan dana  mengklarifikasikan fakta – fakta yang diperlukan dapat menolong meredakan ketegangan yang terjadi dalam situasi berbeda pihak – pihak yang bertikai menafsirkan informasi dengan        cara yang berlainan atau memberikan bobot kepentingan yang berbeda terhadap iformasi yang sama.
2. Konflik Mneyangkut Sumberdaya
konflik yang menyangkut berbagai sumberdaya seperti tanah atau benda lain biasanya mudah diidentifikasikan dan sering diselesaikan lewat jalan tawar menawar/ negosiasi.
3. Konflik Tentang Relasi
dalam hubungan keluarga, kemitraan bisnis atau organisasi kemasyarakatan orang sering berselisih pendapat tentang berbagai perkara tetapi kadang – kadang saling ketergantungan yang tercipta oleh relasi mereka itu melahirkan dimensi destruktif pada aneka perbedaan yang terjadi yang semsetinya mudah diselesaikan.


Konsekuensi Konflik :

sebuah konflik terjadi bila satu atau kedua belah pihak menunjukan permusuhan dan mengahalangi usaha masing – masing untuk mencapai sasaran. Konflik merupakan suatu bagian yang alamiah dari proes – proses sosial, dan terjadi di dalam semua organisasi. Konflim – konflik disebabkan oleh sejumlah factor dan seringkali lebih dari seseorang ada di dalam sebuah situasi konflik. Sebab – sebab tersebut termasuk persaingan akan sumber – sumber daya, ketidaksesuaian dari tujuan – tujuan tugas, kedwiartian dalam masalah – masalah juridis, pertikaian – pertikaian mengenai status, hambatan – hambatan komunikasi, dan kepribadian yang tidak  cocok satu sama lain. Lebih banyak konflik mungkin akan terjadi bila orang – orang mempunyai pekerjaan – pekerjaan yang saling tergantung satu sama lain yang membutuhkan kerja sama yang substansial namun sasaran – sasaran yang berbeda bila orang harus bekerja sama dalam jarak yang dekat di bawah tekanan untuk suatu periode waktu yang lama dan bilamana perbedaan – perbedaan dalam nilai – nilai serta keyakinan – keyakinan kemungkinan akan menyebabkan rasa curiga, salah pengertian dan permusuhan. Konflik mempunyai konsekuensi positif maupun negative dalam organisasi – organisasi. Konsekuensi – konsekuensi negative adalah gangguan di dalam komunikasi, kerja sama yang dikurangi dan pengalihan waktu dan energy dari pencapaian sasaran – sasaran tugas agar “memenangkan”konflik tersebut. Para individu dalam konflik – konflik yang berkepanjangan biasanya mengalami stress, frustasi, ketegangan, kesukaran dalam mengkonsentrasikan diri pada pekerjaan serta kepuasan kerja yang lebih rendah. Bilamana konflik tersebut berlebihan, maka organisasi tersebut dapat terpecah – pecah atau lumpuh tidak mampu untuk mengambil tindakan – tindakan bersama dalam mengahdapi ancaman – ancaman lingkunagn. Di lain pihk tanpa adanya suatu konflik sebuah organisasi tidak akan mampu untuk mempertahankan kekuatannya dan menyesuaikan diri secara berhasil terhadap sebuah lingkunagn yang berubah.
Adaptasi membutuhkan perubahan- perubahan dalam sasaran, prioritas, strategi serta prosedur. Perubahan – perubahan yang demikian menciptakan suatu keadaan yang menyusahkan dan ia biasanya menyangkut pendistribusian kembali kekuasaan dan status. Banyak anggota dari sebuah organisasi akan melawan perubahan – perubahan yang demikian besar dan kecuali terdapat konflik terbuka. Perubahan – perubahan tersebut tidak mungkin akan terjadi dengan cukup cepat untuk memastikan adaptasi yang berhasil terhadapa ancaman – ancaman eksternal. Pada umumnya keputusan – keputusan yang menyangkut konflik lebih sedikit kemungkinannya akan mencerminkn pemikiran yang mandek atau persepsi – persepsi yang bisa bila didasarkan atas ketidaksepahaman. Konflik sering kali menghasilkan perubaha dan inovasi. Meskipun konflikseringkali merupakan penerminan dari perlawanan oleh suatu pihak terhadap inovasi – inovasi yang disetujui oleh pihak lain. Ia dapat juga menjadi sebuah sumber motivasi bagi kedua belah pihak terhadap inovasi – inovasi yang disetujui oleh pihak lain.


Pengelompokan Konflik :
Pengelompokkan konflik Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 4 macam :

• konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))

• konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).

• konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).

• konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)

• konflik antar atau tidak antar agama

• konflik antar politik.



DAFTAR PUSTAKA :

1.      Heidjrachman R & Suad Husnan. 2002. Manajamen Personalia, Yogyakarta : BPFE

2.      Jeffrey, dkk. 2002. Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:

3.      Amara Books John Soeprihanto. 1987. Manajemen Personalia. Yogyakarta : BPFE 

4.      Google.com

5.      Wordpres.com

Selasa, 20 Maret 2012

PERILAKU KEORGANISASIAN

NAMA : maya ikhlasiyah
KELAS : 2 ea 17
NPM     : 14210284


I. ORGANISASI


A. DEFINISI DAN PENGERTIAN ORGANISASI

1. Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.

2. Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.

3. Organisasi Menurut Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.


B.  Pengertian organisasi :

Ø Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal     dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah    ditetapkan.
Ø Secara sederhana, organisasi adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk      mencapai tujuan bersama yang diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan        yang ada.
Ø Organisasi juga dapat diartikan sebagai suatu wadah atau tempat untuk       melakukan kegiatan bersama, agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan      bersama.


C.    Pengertian Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.


D.  Unsur – unsur organisasi terdiri dari :

1.     Sebagai wadah atau tempat untuk bekerja sama
Organisasi merupakan suatu wadah atau tempat dimana orang – orang dapat bersama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan tanpa adanya organisasi menjadi saat bagi orang- orang untuk melaksanakan suatu kerjasama, sebab setiap orang tidak mengetahui bagaimana cara bekerja sama tersebut akan dilaksanakan.

2.     Proses kerjasama sedikitnya 2 orang
Selain merupakan tempat kerja sama juga merupakan proses kerja sama sedikitnya 2 orang. Dalam prakteknya jika kerja sama tersebut di lakukan dengan banyak orang, maka organisasi itu di susun harus lebih sempurna dengan kata lain proses kerja sama di lakukan dalam suatu organisasi, mempunyai kemungkinan untuk di laksanakan dengan lebih baik hal ini berarti tanpa suatu organisasi maka proses sama itu hanya bersifat sementara, di mana hubungan antar kerja sama antara pihak – pihak bersangkutan kurang dapat diatur dengan sebaik – baiknya.


3.     Adanya tujuan tertentu
Betapa pentingnya kemampuan mengorganisasi bagi seorang manajer. Suatu kepercayaan yang kurang baik tetapi organisasinya baik akan cenderung lebih baik hasilnya dari pada perencanaan yang baik tetapi organisasi tidak baik.



II.           PERILAKU INDIVIDU

PENGERTIAN PERILAKU INDIVIDU :
Perilaku individu adalah suatu fungsi antara individu dengan lingkungannya yang bersifat formal maupun non formal.di dalam perilaku individu terdapat 4 ciri utama individu yang harus diperhatikan karena akan mempengaruhi efektifitas organisasi yaitu :

A.   Persepsi ( perception)
Persepsi adalah proses pemberian arti oleh individu kepada organisasi. Persepsi ini sering dipengaruhi berbagai hal, seperti factor situsional, kebutuhan dan emosi serta karakteristik manajer seringkali mempengaruhi konsep persepsi selektif.

B.   Sikap ( attitude)
Sikap adalah kesiapsiagaan mental yang dikendalikan melalui pengalaman yang mempunyai pengaruh kepada respons seseorang terhadap sesuatu.

C.   Kepribadian ( personality)
Kepribadian merupakan masalah yang paling sulit dihadapi oleh seseorang yaitu memahami hubungan antara perilaku dengan kepribadian. Untuk mengerti dan memahami factor – factor tersebut, perlu dilakukan pendekatan humanistis guna memberikan tekanan pada pengembangan dan aktualisasi diri dari individu.

D.   Pembelajaran ( learning )
Pembelajaran merupakan proses terjadinya perubahan yang relative tetap dalam perilaku sebagai akibat dari suatu praktek.



III.                     INTERPERSONAL


PENGERTIAN INTERPERSONAL

Interpersonal adalah pembicaraan face two face ( tatap muka). Biasanya hal ini sering dilakukan di dalam organisasi,karena dengan adanya interpersonal organisasi akan menjadi lebih baik.
Interpersonal memiliki berbagai macam definisi seperti :
a.     Interpersonal skill (keterampilan interpersonal )
Interpersonal skill ialah suatu keterampilan untuk mengenali dan merespon secara layak perasaan, sikap dan perilaku, motivasi serta keinginan orang lain. Bagimana seseorang mampu membangun hubungan yang harmonis dengan memahami dan merespon manusia atau orang lain. Adapun beberapa interpersonal skill (keterampilan interpersonal).

b.     Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan oleh komunikator untuk menyampaikan pesan kepada komunikan tanpa menggunakan media massa atau secara face to face. Komunikasi interpersonal biasanya dilakukan oleh dua orang saja yang biasanya disebut komunikasi diadik ( Dyadic communication ) seperti : adik-kakak, suami-istri, dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya.

c.      Komunikasi massa
Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa baik cetak maupun elektronik yang dikelola oleh lembaga atau orang yang dilembagakan yang ditujukan kepada sejumlah oraang besar orang yang tersebar dibanyak tempat.

contoh kasus organisasi dalam kehidupan sehari - hari:
organisasi yang ada di dalam kehidupan sehari - hari ialah organisasi karang taruna. organisasi ini biasanya selalu ada di daerah sekitar kita,organisasi karang taruna merupakan organisasi yang terdiri dari anak- anak muda dari suatu daerah yang membentuk organisasi positif untuk membantu masyarakat disekitarnya.co : orgnisasi karang taruna membuat lomba untuk memperingati maulid nabi Muhammmad SAW.tujuan dari acara tersebut ialah untuk mengembangkan bakat - bakat dari warga di sekitarnya dengan ikut berpartisipasi di dalamnya.selain itu komunikasi jug diperlukan dalam kegiatan karang taruna tersebut agar organisasi dan acara yang dibuat oleh organisasi atau lembaga lainnya dapat berjalan dengan lancar dan baik.





DAFTAR PUSTAKA

Ø www. Google.com