Source: http://amronbadriza.blogspot.com/2012/07/cara-membuat-judul-blog-bergerak.html#ixzz29cfUV3d1

Kamis, 19 April 2012

TEORI KEPEMIMPINAN ( SITUASIONAL)



1.  TEORI KEPEMIMPINAN KONTINGENSI

Teori kontingensi menganggap bahwa kepemimpinan adalah suatu proses di mana kemampuan seorang pemimpin untuk melakukan pengaruhnya tergantung dengan situasi tugas kelompok (group task situation) dan tingkat-tingkat daripada gaya kepemimpinannya, kepribadiannya dan pendekatannya yang sesuai dengan kelompoknya. Dengan perkataan lain, menurut Fiedler, seorang menjadi pemimpin bukan karena sifat-sifat daripada kepribadiannya, tetapi karena berbagai faktor situasi dan adanya interaksi antara Pemimpin dan situasinya.

Model kontingensi dari kepemimpinan yang efektif dikembangkan oleh fiedler (1967). Model ini merupakan “the performance of the group is contingent upon both the motivational system of the leader and the degree to which the leader has control and influence in a particular situation the situational favorableness”. Dengan kata lain tinggi rendahnya prestasi kerja satu kelompok dipengaruhi oleh system motivasi dari pemimpin dan sejauh mana pemimpin dapat mengendalikan dan mempengaruhi suatu situasi tertentu.

Fiedler situasional kontingensi teori menyatakan bahwa efektifitas kelompok tergantung pada pertandingan yang tepat antara gaya pemimpin (mengukur suatu sifat dasarnya) dan tuntutan situasi. Fiedler mengendalikan situasi dengaan mempertimbangkan sejauh mana seorang pemimpin dapat menentukan apa yang kelompok mereka akan lakukan untuk menjadi factor kontingensi utama dalam menentukan efektifitas perilaku pemimpin.

Hubungan antara pemimpin dan bawahan menjelaskan sampai sejauh mana pemimpin itu dipercaya dan disukai oleh bawahan dan kemauan bawahan untuk mengikuti petunjuk pemimpin. Struktur tugas menjelaskan sampai sejauh mana definisi tugas – tugas tersebut dilengkapi dengan petunjuk yang rinci dan prosedur yang baku. Kekuatan posisi menjelaskan sampai sejauh mana kekuatan atau kekuasaan yang dimiliki oleh pemimpin karena posisinya diterapkan dalam organisasi untuk menanamkan rasa memiliki akan arti penting dan nilai dari tugas tugas mereka masing – masing. Kekuatan posisis juga menjelaskan sampai sejauh mana pemimpin menggunakan otoritasnya dalam memberikan hukuman dan penghargaan , promosi, dan penurunan pangkat.



2.  TEORI KEPEMIMPINAN VROOM & YETTON

Salah satu tugas utama dari seorang pemimpin adalah membuat keputusan. Karena keputusan yang dilakukan para pemimpin seringkali sangat berdampak kepada para bawahan mereka maka jelas bahwa komponen utama dari efektifitas pemimpin adalah kemampuan mengambil keputusan yang sangat menentukan keberhasilan yang bersangkutan melaksanakan tugas – tugas pentingnya. Pemimpin yang mampu membuat keputusan dengan baik akan lebih efektif dalam jangka panjang dibandingkan dengan mereka yang tidak mampu membuat keputusan dengan baik.

Teori kepemimpinan Vroom&Yetton disebut juga Teori Normatif (Normative Theory), karena mengarah kepada pemberian suatu rekomendasi tentang gaya kepemimpinan yang sebaiknya digunakan dalam situasi tertentu. Yaitu berfokus pada tingkat partisipasi yang diperbolehkan oleh pemimpin dalam pengambilan keputusan dan seleksi pendekatan yang akan memaksimalkan manfaat yang akan didapat kelompok dan pada waktu yang bersamaan, meminimalisasi gangguan pencapaian tujuan kelompok. Model yang menjelaskan bagaimana seorang pemimpin harus memimpin dalam berbagai situasi. Model ini menunjukan bahwa tidak ada corak kepemimpinan tunggal yg dapat diterapkan pada semua situasi.

Vroom dan yetton mengembangkan model kepemimpinan normative dalam 3 kunci utama yakni :Metode taksonomi kepemimpinan,Atribut – atribut permasalahan,Pohon keputusan (decision tree)
Ada 5 tipe kunci metode kepemimpinan Vroom & Yetton (1973):
1. Autocratic I: membuat keputusan dengan menggunakan informasi yang saat ini terdapat pada pemimpin.
2. Autocratic II: membuat keputusan dengan menggunakan informasi yang terdapat pada seluruh anggota kelompok tanpa terlebih dahulu menginformasikan tujuan dari penyampaian informasi yang mereka berikan.
3. Consultative I: berbagi akan masalah yang ada dengan individu yang relevan, mengetahui ide-ide dan saran mereka tanpa melibatkan mereka ke dalam kelompok; lalu membuat keputusan.
4. Consultative II: berbagi masalah dengan kelompok, mendapatkan ide-ide dan saran mereka saat diskusi kelompok berlangsung, dan kemudian membuat keputusan.
5. Group II: berbagi masalah yang ada dengan kelompok, mengepalai diskusi kelompok, serta menerima dan menerapkan keputusan apapun yang dibuat oleh kelompok.
3. TEORI KEPEMIMPINAN PATH GOAL

teori path-goal adalah suatu model kepemimpinan yang dikembangkan oleh Robert House, yang menyaring elemen-elemen dari penelitian Ohio State tentang kepemimpinan pada inisiating structure dan consideration serta teori pengharapan motivasi.

Dasar dari teori ini adalah bahwa merupakan tugas pemimpin untuk membantu anggotanya dalam mencapai tujuan mereka dan untuk memberi arah dan dukungan atau keduanya yang dibutuhkan untuk menjamin tujuan mereka sesuai dengan tujuan kelompok atau organisasi secara keseluruhan. Istilahpath-goal ini datang dari keyakinan bahwa pemimpin yang efektif memperjelas jalur untuk membantu anggotanya dari awal sampai ke pencapaian tujuan mereka, dan menciptakan penelusuran disepanjang jalur yang lebih mudah dengan mengurangi hambatan.

Menurut teori path-goal, suatu perilaku pemimpin dapat diterima oleh bawahan pada tingkatan yang ditinjau oleh mereka sebagai sebuah sumber kepuasan saat itu atau masa mendatang. Perilaku pemimpin akan memberikan motivasi sepanjang:
1.     membuat bawahan merasa butuh kepuasan dalam pencapaian kinerja yang efektif, dan
2.     menyediakan ajaran, arahan, dukungan dan penghargaan yang diperlukan dalam kinerja efektif.

Untuk pengujian pernyataan ini, Robert House mengenali empat perilaku pemimpin.Pemimpin yang berkarakter directive-leader, supportive leader, participative leader dan achievement-oriented leader. Berlawanan dengan pandangan Fiedler tentang perilaku pemimpin, House berasumsi bahwa pemimpin itu bersifat fleksibel. Teori path-goal mengimplikasikan bahwa pemimpin yang sama mampu menjalankan beberapa atau keseluruhan perilaku yang bergantung pada situasi.

Secara mendasar, model ini menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh seorang pimpinan untuk mempengaruhi persepsi bawahan tentang pekerjaan dan tujuan pribadi mereka dan juga menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin untuk memotivasi dan memberikan kepuasan kepada bawahannya.

Model kepemimpinan path goal berusaha meramalkan efektivitas kepemimpinan dalam berbagai situasi. Menurut model ini pemimpin menjadi efektif karena pengaruh motivasi mereka yang positif, kemampuan untuk melaksanakan dan kepuasaan pengikutnya.

Teorinya disebut sebagai path goal karena memfokuskan pada bagaimana pimpinan mempengaruhi persepsi pengikutnya pada tujuan kerja,tujuan pengembangan diri dan jalan untuk menggapai tujuan.

Model path goal menjelaskan bagaimana seorang pimpinan dapat memudahkan bawahan melaksanakan tugas dengan menunjukan bagaimana prestasi mereka dapat digunakan sebagai alat mencapai mencapai hasil yang mereka inginkan.individu akan memperoleh kepuasan dan produktif ketika meliht adanya hubugan kuat antara usaha dan prestasi yang mereka lakukan dengan hasil yang mereka capai dengan nilai tinggi.

Model path goal juga mengatakan bahwa pimpinan yang paling efektif adalah mereka yang membantu bawahan mengikut cara untuk mencapai hasil yang tinggi.
Model path-goal menganjurkan bahwa kepemimpinan terdiri dari dua fungsi dasar:
1.     Fungsi Pertama; adalah memberi kejelasan alur. Maksudnya, seorang pemimpin harus mampu membantu bawahannya dalam memahami  bagaimana cara kerja yang diperlukan di dalam menyelesaikan tugasnya.
2.     Fungsi Kedua; adalah meningkatkan jumlah hasil (reward)bawahannya dengan memberi dukungan dan perhatian terhadap kebutuhan pribadi mereka.


Contoh kasus:


Yahoo Inc telah mengambil keputusan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 2.000 karyawan dari total 14.100 karyawan saat ini. Yahoo Indonesia belum memberi pernyataan resmi apakah terkena imbas PHK ini atau tidak.
"Keputusan apakah Yahoo Indonesia akan terkena imbas dari PHK bergantung kepada Yahoo regional," ujar Budi Putra, mantan Country Editor Yahoo Indonesia, dalam wawancara via e-mail dengan Kompas.com, Kamis (5/4/2012).
Berdasarkan pengalaman Budi, atmosfer dan suasana kerja Yahoo Indonesia sangat menyenangkan dan kondusif. "Dari sisi performance, Yahoo Indonesia termasuk yang bagus di regional," ungkap Budi.
Budi kini menjabat sebagai Direktur Viki.com (perusahaan streaming video yang berbasis di Singapura) dan masih terus melanjutkan kegiatan ngeblog melalui budiputra.com.
Ia mengaku mengundurkan diri pada Mei 2011 karena alasan personal, bukan karena masalah internal perusahaan. Harapannya bagi Yahoo adalah agar perusahaan itu tetap fokus menjadi the premier digital media company.
"Di situlah kekuatan Yahoo. Saya rasa Yahoo harus mempertahankan performance sebagai perusahaan media terkemuka. Audiens Yahoo sangat besar, terutama untuk produk konten, seperti Yahoo News, Finance, OMG, dan Yahoo Sport," tambahnya.
Mengenai keputusan CEO Yahoo Inc untuk melakukan PHK 2.000 karyawan, menurut Budi, hal itu merupakan sebuah tindakan efisiensi yang tak bisa dihindari.
"Saya kira sekarang Yahoo sedang melakukan efisiensi karena ingin lebih fokus pada media, konten, dan audiens. Kemungkinan seperti ini tidak mungkin dihindari jika bekerja di perusahaan besar seperti Yahoo," ungkapnya.
Hingga berita ini ditulis, belum ada pernyataan resmi, baik dari Yahoo Indonesia maupun Yahoo Regional Asia Tenggara, mengenai apakah PHK ini akan berimbas kepada karyawan Yahoo Indonesia.

Pendapat :
Menurut saya dari contoh kasus di atas menunjukan bahwa contoh kasus tersebut merupakan teori path goal. Alasannya ialah karena model kepemimpinan path goal berusaha meramalkan efektivitas kepemimpinan dalam berbagai situasi. Menurut model ini pemimpin menjadi efektif karena pengaruh motivasi mereka yang positif, kemampuan untuk melaksanakan dan kepuasaan pengikutnya.selain itu seorang pimpinan untuk mempengaruhi persepsi bawahan tentang pekerjaan dan tujuan pribadi mereka dan juga menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin untuk memotivasi dan memberikan kepuasan kepada bawahannya.hal inilah yang terdapat di dalam contoh kasus diatas.

Sumber :

1 komentar:

  1. Lengkap dengan contoh kasus, ternyata teori kepemimpinan situasional begitu luas.
    http://fmizar.blogspot.com

    BalasHapus