NPM : 14210284
KELAS : 2EA17
ARTIKEL PERILAKU ANTAR KELOMPOK DAN MANAJEMEN KONFLIK
Perilaku Antar Kelompok
Secara umum kelompok diartikan sebagai kumpulan orang – orang, sementara sosiolog melihat kelompok sebagai 2 atau lebih orang yang mengembangkan perasaan kebersatuan dan yang terikat bersama – sama oleh pola interaksisosial yang relative stabil. Terdapat sejumlah criteria yang mecirikan apakah sekumpulan orang bisa disebut sebagai kelompok atau tidak, tetapi pada dasarnya terdapat 2 karakteristik pokok dari kelompok tersebut.
Hubungan antar kelompok adalah interaksi sosial antara 2 kelompok atau lebih. Kelompok yang saling berhubungan ini diklasifikasikan berdasarkan criteria fisiologis dan kebudayaan. Hubungan antar kelompok bukanlah hubungan yang tiba – tiba terbentuk. Hubungan ini merupakan akumulasi dari serangkaian hubungan – hubungan sosial yang ada. Hubungan ini mengandung sejumlah dimensi antara lain : dimensi sejarah, sikap, perilaku, gerakan sosial dan istitusi. Di samping itu terdapat pula sejumlah factor yang mempengaruhi terbentuknya hubungan antar kelompok ini, yitu rasialis, etnisitas, seksisme dan ageisme.
Manajemen Konflik
konflik organisasi adalah perbedaan pendapat antar 2 atau lebih anggota organisasi atau kelompok, karena harus membagi sumber daya yang langka atau aktiitas kerja dan atau karena mereka mempunyai status, tujuan, penilaian atau pandangan yang berbeda.perbedaan antara konflik dengan persaingan (kompetisi) terletak pada apakah salah satu pihak dapat mencegah pihak lain dalam pencapaian tujuan. Kompetisi terjadi apabila tujuan kedua pihak tidak sesuai, akan tetapi kedua belah pihak tidak dapat saling mengganggu. Sebagai contoh dua bagian pemasaran computer yang saling bersaing dalam satu organisasi, dimana kedua bagian tersebut siapakah yang pertama – tama mencapai atau memenuhi kuota penjualan yang paling banyak. Jika dalam hal ini tidak ada kemungkinan untuk mencampuri usaha pihak lain dalam mencapai tujuannya, maka terjadilah kompetisi akan tetapi apabila ada kemungkinan untuk mencampuri itu dan memang dilakukan terjadilah konflik.
Terjadinya konflik dalam setiap organisasi merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dihindarkan. Hal ini terjadi karena di satu sisi orang – orang yang terlibat dalam organisasi mempunyai karakter, tujuan, visi maupun gaya yang berbeda – beda. Di sisi lain adanya saling ketergantungan anatar satu dengan yang lain yang menjadi karakter setiap organisasi. Tidak semua konflik merugikan organisasi. Konflik yang ditata dan dikendalikan dengan baik dapat menguntungkn organisasi sebagai suatu kesatuan. Dalam menata konflik dalam organisasi diperlukan keterbukaan, kesabaran serta kesadaran semua pihak yang terlibat maupun yang berkepentingan dengan konflik yang terjadi dalam organisasi.
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi ( termasuk tingkh laku) dari perilaku maupun pihak lur dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interest) dan interpretasi.
Dampak Konflik
konflik dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : konflik fungsional dan konflik infungsional. Konflik dikatakan fungsional apabila dampaknya dapat member manfaat atau keuntungan bagi organisasi, sebaliknya disebut infungsional apabila dampaknya justru merugikan organisasi. Konflik dapat menjadi fungsional apabila dikelola dan dikendalikan dengan baik.contoh konflik fungsional: seorang manajer perusahaan yang menghadapi masalah tentang bagaimana mengalokasikan dana untuk meningkatkan penjualan masing – masing jenis produk. Pada saat itu setiap produk line berada pada suatu devisi, salah satu cara pengalokasian mungkin dengan memberikan dana tersebut kepada devisi yang bisa mengelola dana dengan efektif dan efisien. Jadi devisi yang kurang produktif tidak akan memperoleh dana tersebut. Tentu saja di sini timbul konflik tentang pengalokasian dana.dampak konflik dapat berdampak positif dan negative bagi organisasi.
Meskipun demikian, mungkin juga timbul akibat yang tidak fungsional, di mana kerjasama antara kepala devisi menjadi rusak karena konflik ini. Setiap konflik, baik fungsional maupun infungsional akan menjadi sangat merusak apabila berlangsung terlalu jauh. Apabila konflik menjadi di luar kendali karena mengalami eskalasi, berbagai perilaku mungkin saja timbul. Pihak-pihak yang bertentangan akan saling mencurigai dan bersikap sinis terhadap setiap tindakan pihak lain. Dengan timbulnya kecurigaan, masing-masing pihak akan menuntut permintaan yang makin berlebihan dari pihak lain. Setiap kegagalan untuk mencapai hal yang diinginkan akan dicari kambing hitam dari pihak lain dan perilaku pihaknya sendiri akan selalu dibela dan dicarikan pembenarannya, bahkan dengan cara yang emosional dan tidak rasional. Pada tahap seperti ini informasi akan ditahan dan diganggu, sehingga apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa terjadi menjadi tidak diketahui. Dan segera bisa muncul usaha untuk menggagalkan kegiatan yang dilakukan oleh pihak lain. Kegiatan untuk menang menjadi lebih dominan daripada untuk mencapai tujuan organisasi.
Sumber Konflik :
factor – factor penyebab konflik beraneka ragam, yaitu:
1. Komunikasi
2. Struktur
3. Pribadi
4. Kelangkaan sumber daya dan dana yang langka.
5. Saling ketergantungan pekerjaan
factor – factor penyebab konflik beraneka ragam, yaitu:
1. Komunikasi
2. Struktur
3. Pribadi
4. Kelangkaan sumber daya dan dana yang langka.
5. Saling ketergantungan pekerjaan
Konflik biasanya muncul berasal dari satu atau beberapa sumber berikut ini.
1. Konflik Menyangkut Informasi
pada banyak kejadian pihak, pihak yang berkonflik tidak memiliki informasi yang cukup atau bahkan tidak memiliki informasi yang sama tentang suatu situasi.mengumpulkan dana mengklarifikasikan fakta – fakta yang diperlukan dapat menolong meredakan ketegangan yang terjadi dalam situasi berbeda pihak – pihak yang bertikai menafsirkan informasi dengan cara yang berlainan atau memberikan bobot kepentingan yang berbeda terhadap iformasi yang sama.
2. Konflik Mneyangkut Sumberdaya
konflik yang menyangkut berbagai sumberdaya seperti tanah atau benda lain biasanya mudah diidentifikasikan dan sering diselesaikan lewat jalan tawar menawar/ negosiasi.
konflik yang menyangkut berbagai sumberdaya seperti tanah atau benda lain biasanya mudah diidentifikasikan dan sering diselesaikan lewat jalan tawar menawar/ negosiasi.
3. Konflik Tentang Relasi
dalam hubungan keluarga, kemitraan bisnis atau organisasi kemasyarakatan orang sering berselisih pendapat tentang berbagai perkara tetapi kadang – kadang saling ketergantungan yang tercipta oleh relasi mereka itu melahirkan dimensi destruktif pada aneka perbedaan yang terjadi yang semsetinya mudah diselesaikan.
dalam hubungan keluarga, kemitraan bisnis atau organisasi kemasyarakatan orang sering berselisih pendapat tentang berbagai perkara tetapi kadang – kadang saling ketergantungan yang tercipta oleh relasi mereka itu melahirkan dimensi destruktif pada aneka perbedaan yang terjadi yang semsetinya mudah diselesaikan.
Konsekuensi Konflik :
sebuah konflik terjadi bila satu atau kedua belah pihak menunjukan permusuhan dan mengahalangi usaha masing – masing untuk mencapai sasaran. Konflik merupakan suatu bagian yang alamiah dari proes – proses sosial, dan terjadi di dalam semua organisasi. Konflim – konflik disebabkan oleh sejumlah factor dan seringkali lebih dari seseorang ada di dalam sebuah situasi konflik. Sebab – sebab tersebut termasuk persaingan akan sumber – sumber daya, ketidaksesuaian dari tujuan – tujuan tugas, kedwiartian dalam masalah – masalah juridis, pertikaian – pertikaian mengenai status, hambatan – hambatan komunikasi, dan kepribadian yang tidak cocok satu sama lain. Lebih banyak konflik mungkin akan terjadi bila orang – orang mempunyai pekerjaan – pekerjaan yang saling tergantung satu sama lain yang membutuhkan kerja sama yang substansial namun sasaran – sasaran yang berbeda bila orang harus bekerja sama dalam jarak yang dekat di bawah tekanan untuk suatu periode waktu yang lama dan bilamana perbedaan – perbedaan dalam nilai – nilai serta keyakinan – keyakinan kemungkinan akan menyebabkan rasa curiga, salah pengertian dan permusuhan. Konflik mempunyai konsekuensi positif maupun negative dalam organisasi – organisasi. Konsekuensi – konsekuensi negative adalah gangguan di dalam komunikasi, kerja sama yang dikurangi dan pengalihan waktu dan energy dari pencapaian sasaran – sasaran tugas agar “memenangkan”konflik tersebut. Para individu dalam konflik – konflik yang berkepanjangan biasanya mengalami stress, frustasi, ketegangan, kesukaran dalam mengkonsentrasikan diri pada pekerjaan serta kepuasan kerja yang lebih rendah. Bilamana konflik tersebut berlebihan, maka organisasi tersebut dapat terpecah – pecah atau lumpuh tidak mampu untuk mengambil tindakan – tindakan bersama dalam mengahdapi ancaman – ancaman lingkunagn. Di lain pihk tanpa adanya suatu konflik sebuah organisasi tidak akan mampu untuk mempertahankan kekuatannya dan menyesuaikan diri secara berhasil terhadap sebuah lingkunagn yang berubah.
Adaptasi membutuhkan perubahan- perubahan dalam sasaran, prioritas, strategi serta prosedur. Perubahan – perubahan yang demikian menciptakan suatu keadaan yang menyusahkan dan ia biasanya menyangkut pendistribusian kembali kekuasaan dan status. Banyak anggota dari sebuah organisasi akan melawan perubahan – perubahan yang demikian besar dan kecuali terdapat konflik terbuka. Perubahan – perubahan tersebut tidak mungkin akan terjadi dengan cukup cepat untuk memastikan adaptasi yang berhasil terhadapa ancaman – ancaman eksternal. Pada umumnya keputusan – keputusan yang menyangkut konflik lebih sedikit kemungkinannya akan mencerminkn pemikiran yang mandek atau persepsi – persepsi yang bisa bila didasarkan atas ketidaksepahaman. Konflik sering kali menghasilkan perubaha dan inovasi. Meskipun konflikseringkali merupakan penerminan dari perlawanan oleh suatu pihak terhadap inovasi – inovasi yang disetujui oleh pihak lain. Ia dapat juga menjadi sebuah sumber motivasi bagi kedua belah pihak terhadap inovasi – inovasi yang disetujui oleh pihak lain.
Pengelompokan Konflik :
Pengelompokkan konflik Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 4 macam :
• konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))
• konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
• konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
• konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
• konflik antar atau tidak antar agama
• konflik antar politik.
• konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))
• konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
• konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
• konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
• konflik antar atau tidak antar agama
• konflik antar politik.
DAFTAR PUSTAKA :
1. Heidjrachman R & Suad Husnan. 2002. Manajamen Personalia, Yogyakarta : BPFE
2. Jeffrey, dkk. 2002. Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
3. Amara Books John Soeprihanto. 1987. Manajemen Personalia. Yogyakarta : BPFE
4. Google.com
5. Wordpres.com